PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GASIFIKASI DI INDONESIA

25 Juli 2017

cbsengineering.idSecara umum dapat dikatakan bahwa teknologi gasifikasi di Indonesia belum berkembang sama sekali walaupun di banyak negara lain gasifikasi sangat populer dan menjadi pilihan utama untuk mencapai ketahanan energi nasional. Walaupun ada upaya penerapan gasifikasi di Indonesia tetapi hampir semua gasifier yang dipasang tidak dapat berjalan mulus dan bahkan sebagian besar berhenti beroperasi.

Ada 38 plant gasifikasi yang dikembangkan di Indonesia, diantaranya 16 plant gasifikasi batubara milik PLN, 9 plant gasifikasi batubara milik non-PLN, dan 13 plant gasifikasi biomassa. Di antara 38 plant gasifikasi tersebut, sebanyak 3 plant menggunakan fluidized bed gasifier, 1 plant menggunakan plasma gasifier, dan sisanya menggunakan fixed-bed gasifier.

Hasil survei plant gasifikasi di Indonesia menunjukkan bahwa teknologi gasifier yang dipasang hampir seluruhnya merupakan teknologi fixed-bed dari Cina dengan menggunakan bahan baku batubara. Sementara beberapa gasifier lainnya menggunakan bahan baku biomassa kapasitas kecil dengan teknologi hasil pengembangan di dalam negeri. Dari hasil survei ini juga diperoleh gambaran bahwa secara umum operasi gasifier tersebut tidak dapat berjalan lancar dan bahkan hampir seluruh plant yang dipasang telah berhenti beroperasi. Saat ini terdapat dua jenis teknologi gasifikasi yang telah diterapkan di Indonesia teknologi gasifikasi konvensional dan teknologi gasifikasi modern.

1. Teknologi Gasifikasi Konvensional.

Teknologi gasifikasi konvensional ini adalah fixed-bed gasifier versi pengembangan dari Cina yang beroperasi pada tekanan atmosfer menggunakan air-blown. Bahan baku yang dipersyaratkan adalah batubara kalori medium-tinggi dengan ukuran partikel diatas 5 mm. Gasifier yang telah terpasang pada umumnya dalam skala kecil untuk aplikasi pembangkit listrik dan aplikasi pemanasan pada industri. Sebagaimana hasil survei , hanya sebagian kecil dari gasifier terpasang yang masih berjalan yang seluruhnya digunakan untuk aplikasi pemanasan pada industri. Sementara sebagian besar, umumnya untuk aplikasi pembangkit listrik, saat ini berhenti beroperasi.

Hambatan-hambatan yang mendasari operasi plant gasifikasi yang kurang baik di Indonesia cukup beragam. Hasil identifikasi menunjukkan beberapa hambatan tersebut antara lain:

  • Tahap engineering design yang tidak dilakukan sesuai standar prosedur
  • Penggunaan peralatan dengan reliabilitas rendah
  • Penggunaan batubara yang tidak sesuai.
  • Masalah pada proses yang menghasilkan syngas berkualitas rendah
  • Efisiensi plant yang rendah
  • Serta berbagai masalah lingkungan yang sulit ditangani.

Semua hambatan yang telah diidentifikasi seharusnya dapat dihindari jika tahap perencanaan proyek berjalan dengan baik. Hal tersebut berkaitan dengan adanya paradigma bahwa penerapan teknologi gasifikasi Indonesia adalah proses investasi para pemegang modal yang mendatangkan teknologi asing yang meminimalkan proses perencanaan. Proses perencanaan dianggap tidak terlalu diperlukan karena teknologi yang dibawa telah berhasil diimplementasikan di luar negeri. Padahal, kondisi Indonesia membutuhkan implementasi yang unik karena memiliki situasi dan kondisi yang berbeda, utamanya terkait bahan baku.

2. Teknologi Gasifikasi Modern.  

Pengembangan dan aplikasi teknologi gasifikasi modern, seperti entrained flow atau fluidized bed, masih sangat terbatas di Indonesia.  IHI, perusahaan teknologi Jepang, telah membangun dan mengoperasikan demonstration plant gasifikasi di Indonesia dengan kapasitas 50 ton batubara/hari. Plant ini berbasiskan teknologi advanced gasifier, disebut Twin IHI Gasifier (TIGAR), yang diperuntukkan khusus untuk bahan baku kualitas rendah (lignite dan biomassa) dengan menggunakan steam sebagai gasifying agent. Saat ini mereka sedang melakukan test-run untuk long operation dalam rangka persiapan untuk komersialisasi.

Usaha pengembangan advanced gasifier juga dilakukan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan PT. Teknologi Energi Terpadu (TET) berbasiskan teknologi dual fluidbed gasifier sampai pada test run dalam plant skala pilot. Namun, sangat disayangkan usaha pengembangan tersebut tidak berlanjut ke skala yang lebih besar sebelum menuju skala komersial.